Selasa, 16 Maret 2010

batuk,kawan atau lawan?

Batuk adalah hal yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Maka tak heran bila obat yang laris di pasaran adalah obat batuk. Masyarakat awam bisa mengobati gejala batuk ini dengan membeli obat di warung-warung. Bila gejala tak mereda, barulah mereka meminta pertolongan ke dokter, persis seperti iklan-iklan di media masa, terutama media elektronik yang sering kita mendengar kalimat bila sakit berlanjut hubungi dokter. Dari iklan tersebut, kita menangkap sinyal bahwa batuk adalah lawan, bukan kawan. Namun, apakah benar batuk adalah lawan, bukan kawan? Pengertian kawan disini adalah bahwa batuk itu menguntungkan, bermanfaat sehingga tidak perlu diperangi. Sedangkan lawan artinya batuk itu merugikan, membahayakan dan harus diperangi serta diberantas sampai ke akar-akarnya, dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Berbagai kelainan di sistem pernafasan dapat menimbulkan gejala batuk. Tetapi perlu diingat, tidak hanya kelainan di sistem pernafasan saja yang bisa menimbulkan gejala batuk. Penyakit di luar saluran pernafasan pun kalau merangsang reseptor batuk juga akan menimbulkan gejala batuk. Penyakit yang tersering adalah penyakit Refluks-Gastro Esofagus (RGE). Pada orang dewasa, RGE bersama-sama dengan asma dan post nasal drip (lendir di hidung yang masuk ke dalam saluran di belakangnya/faring) merupakan tiga besar penyebab batuk kronis, yang disebut upper airway united syndrome. Pada anak, penyakit jantung bawaan bisa menyebabkan batuk, dikarenakan adanya pembesaran pembuluh darah di dekat paru yang pada suatu waktu pembesaran itu akan menekan bronkus, sehingga bisa merangsang baroreseptor batuk.
Kapankah batuk kita anggap kawan?
Batuk secara umum sangatlah bermanfaat, bahkan merupakan mekanisme pertahanan saluran nafas yang sangat penting. Tanpa adanya reflek batuk, berbagai kuman, debu dan benda asing akan bebas masuk ke dalam saluran nafas dan paru-paru, yang malahan bisa menimbulkan penyakit serius. Batuk meningkatkan bersihan mukosiliar pada anak sehat maupun pada pasien penyakit saluran nafas. Peran penting batuk di dalam menjaga kesehatan saluran pernafasan akan nampak nyata pada saat batuk itu tidak efektif, seperti pada anak yang diberikan obat pengencer dahak dan penekan batuk. Dahak yang harusnya dikeluarkan namun karena reseptor batuk ditekan, maka dahak tersebut tidak bisa dikeluarkan malah akhirnya turun ke dalam saluran nafas yang lebih dalam lagi, yang bisa menimbulkan penyakit yang dinamakan pneumonia dengan gejala panas badan disertai sesak.
Selain sebagai sistem pertahanan saluran nafas, batuk juga sebagai alarm yang memberitahu kita adanya gangguan pada sistem pernafasan atau sistem organ yang terkait. Pada anak salah satu penyebab batuk adalah paparan dengan iritan lingkungan, terutama asap rokok. Angka kejadian batuk kronis maupun pneumonia akan meningkat pada anak yang orangtuanya merokok. Bila paparan terhadap asap rokok ini dihilangkan, maka gejala akan membaik secara nyata.
Kapankah batuk kita anggap sebagai lawan?
Batuk merupakan salah satu keluhan medis yang paling banyak membawa pasien meminta pertolongan ke dokter. Alasannya bermacam-macam, mulai dari rasa terganggu karena batuk itu sendiri hingga rasa kekhawatiran bahwa dirinya sedang terinfeksi bakteri TB atau dikenal di masyarakat sebagai penyakit TBC. Batuk juga menimbulkan rasa lelah, nyeri otot dada dan perut, gangguan tidur, perubahan pola hidup, gangguan kencing, bahkan bisa berbahaya pada ibu hamil karena bisa meningkatkan tekanan di dalam rongga perut yang bisa menyebabkan kelahiran prematur. Batuk yang berlangsung lama akan mengganggu nafas, aktivitas sosial, pola tidur sehingga menurunkan kualitas hidup. Batuk juga bisa menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumothorak, trauma laring, pingsan, hernia inguinalis dan masih banyak lagi.
Jadi batuk merupakan gejala dengan banyak wajah, mekanisme pertahanan saluran nafas, tanda (alarm) akan adanya bahaya dari penyakit, namun juga gejala yang mengganggu bila berlangsung terus menerus. Batuk juga bisa diibaratkan sebagai pisau bermata dua, kawan yang berpotensi lawan. Tidak berbeda dengan fenomena lain disekitar kita seperti air dan api. Dalam jumlah yang terkendali, batuk sangat bermanfaat bahkan esensial bagi kita. Namun dalam jumlah besar, batuk sangat merugikan bahkan sangat membahayakan diri kita. Jadi sekali lagi, yang penting adalah bagaimana kita menyikapi dan menilai batuk ini secara bijaksana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar